Wednesday, April 23, 2014

Kepada Damai dan Sebuah Kebaikan






Engkau pernah bertanya tentang mendung yang kuwarnai putih
Tanpa banyak hiasan, cukup gemawan yang berkejaran
Dari tempatmu menyandarkan sepi,
Sesungguhnya aku ingin menjawab

Namun ini bukan saatnya

Bersabarlah, sembari aku merangkai cerita
Rebahkan sejenak penatmu dibalik terangnya
Namun jangan musnah, jangan kau tiadakan suara

Aku tak ingin waktu semakin terasa cepat
Walau kusadar semua jadi kian bergegas..

Sebab aku tahu kesedihanmu
Bahkan sebelum samudra yang menyimpan hangat itu mulai menggetarkan relungku

Namun aku tak tahu mengapa masih saja kubiarkan diriku pergi meninggalkan
Sementara aku begitu menyayangimu..
dan mengapa terus kubiarkan hati ini menjelajahi langit-langit yang lain, mimpi-mimpi yang lain
Sedang pejammu masih meneteskan rindu yang tak luruh

Dalam muram, di negeri yang kita bangun..

Telah lama aku tak mengerti
Mengapa harapan tetap harus kupanjatkan,

Apa yang kutemukan dari lelahnya perjalanan,
bila ternyata yang kutuju bukanlah damai yang kuimpikan?

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search